Landspire 2025: Ketika Mahasiswa Arsitektur Lanskap ITERA Bicara Bisnis dan Ruang Terbuka Berkelanjutan

Lampung, MERATA.ID – Semangat wirausaha mulai bergema dari ruang-ruang akademik. Hal ini terlihat dalam seminar bertajuk Landspire yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMA) Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Sabtu (tanggal menyesuaikan), di kampus ITERA.

Mengusung tema Landscape Inspired Entrepreneurship, seminar ini menjadi ajang inspiratif bagi mahasiswa untuk melihat lanskap bukan sekadar karya estetika, melainkan peluang ekonomi yang berkelanjutan.

Hadir sebagai pembicara utama, Ryan Gunawan—CEO Anamsflower Landscape—membagikan kisah perjalanannya membangun usaha berbasis lanskap. Dikenal sebagai praktisi sekaligus pelaku bisnis, Ryan membawa perspektif segar mengenai hubungan antara desain ruang terbuka dan dunia kewirausahaan.

“Lanskap itu lebih dari sekadar taman indah. Di baliknya ada potensi besar untuk menjawab kebutuhan ruang publik yang sehat, sekaligus membangun model bisnis yang berpihak pada lingkungan dan masyarakat,” jelas Ryan.

Alumni Koperasi Mahasiswa UIN Lampung dan pengurus KOPINDO Lampung ini juga menekankan bahwa mahasiswa harus berani melangkah sejak dini. Dengan latar belakang aktif dalam gerakan koperasi dan ekonomi kreatif, ia mengajak generasi muda untuk memanfaatkan potensi lokal, membangun jejaring, dan menerapkan kolaborasi lintas disiplin dalam membangun bisnis lanskap.

Ketua pelaksana kegiatan, Bella Agustin, menyebutkan bahwa seminar ini dirancang sebagai ruang tumbuh bagi mahasiswa untuk menggali ide bisnis dari keilmuan yang mereka tekuni.

“Kami ingin mahasiswa arsitektur lanskap sadar bahwa ilmu mereka sangat relevan dalam menjawab tantangan lingkungan sekaligus membuka peluang usaha,” ujar Bella.

Landspire 2025 juga menjadi magnet bagi mahasiswa lintas jurusan, baik dari dalam maupun luar Prodi Arsitektur Lanskap ITERA. Antusiasme peserta mencerminkan meningkatnya minat terhadap pendekatan kewirausahaan berbasis lingkungan.

Dalam notulensinya, moderator seminar (Nama Moderator) menyimpulkan bahwa diskusi Landspire menegaskan pentingnya koneksi antara inovasi desain, konteks lokal, dan orientasi bisnis yang inklusif. Beberapa poin kunci yang menjadi sorotan antara lain:

  • Lanskap sebagai sumber inspirasi model usaha ramah lingkungan;
  • Pentingnya memahami kebutuhan ruang terbuka yang relevan dengan masyarakat;
  • Kolaborasi lintas disiplin untuk menciptakan solusi ruang yang berkelanjutan.

Lebih dari sekadar seminar, Landspire 2025 mencerminkan semangat baru: bahwa mahasiswa bukan hanya perancang ruang, tetapi juga penggagas masa depan ekonomi hijau yang mengakar pada nilai-nilai lokal dan keberlanjutan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *