Bandarlampung, MERATA.ID – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung kembali menghadirkan QRIS 3×3 Siger Slam 2025, sebuah turnamen basket 3×3 yang memadukan sportivitas olahraga dengan kampanye penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Ajang ini berlangsung di Lampung City Mall pada 14–17 Agustus 2025 dan diikuti oleh 120 tim dari berbagai daerah di Provinsi Lampung.
Kepala Perwakilan BI Lampung, Bimo Epyanto, dalam sambutan pembukaan menyampaikan bahwa QRIS 3×3 Siger Slam merupakan kombinasi tepat antara olahraga dan generasi muda untuk mengampanyekan gaya hidup cashless society.
“Melalui kompetisi ini, kami mengajak generasi muda dan masyarakat luas untuk mengenal serta memanfaatkan QRIS sebagai sarana pembayaran digital yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal (Cemumuah),” ujar Bimo.
Tidak hanya mengedepankan pertandingan basket 3×3, acara ini juga menjadi sarana edukasi bahwa digitalisasi pembayaran dapat diintegrasikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk olahraga.
Selain pertandingan utama, rangkaian acara QRIS 3×3 Siger Slam 2025 meliputi coaching clinic bersama pemain timnas naturalisasi Lester Prosper, 3 Point Contest, voting tim favorit menggunakan QRIS, festival kuliner, serta berbagai aktivitas hiburan. Pengunjung dapat langsung mencoba bertransaksi menggunakan QRIS di booth merchant yang telah bekerja sama.
Opening ceremony dihadiri oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Lampung, perwakilan BNI Regional Office 3, Ketua KONI Provinsi Lampung, Ketua DPD Perbasi Provinsi Lampung, dan Ketua Perbasi Kota Bandar Lampung.
Kepala Dispora Provinsi Lampung, Meiry Harika Sari, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya soal kompetisi, tetapi juga pembentukan mental generasi muda.
“QRIS 3×3 Siger Slam adalah wadah untuk menumbuhkan etos kerja sama dalam tim sekaligus membangun karakter generasi muda Lampung,” ujarnya.
Dengan memadukan semangat sportivitas dan inovasi digital, QRIS 3×3 Siger Slam 2025 menjadi bukti bahwa transformasi digital bukan hanya soal teknologi, melainkan juga tentang membangun budaya baru yang lebih cepat, mudah, dan inklusif bagi semua kalangan. (*)