PC PMII Metro Gelar Bedah Buku “Profil Santri Indonesia” Jelang Pra-PKN PB PMII di Lampung

Metro, MERATA.ID – Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Metro menyelenggarakan bedah buku Profil Santri Indonesia sebagai bagian dari persiapan menuju Pra-Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) yang digelar Pengurus Besar (PB) PMII. Kegiatan berlangsung di Aula Pondok Pesantren Ma’arif NU, Metro, Kamis (24/7/2025), dan dihadiri kader PMII dari berbagai daerah.

Bedah buku ini menghadirkan Gus M. Mustafied, pengasuh Pondok Pesantren Aswaja Nusantara, sebagai narasumber utama. Ia membedah peran strategis santri dalam sejarah dan pembangunan bangsa. Menurutnya, santri tak sekadar identik dengan nilai-nilai keagamaan, tetapi juga memiliki potensi besar dalam agenda sosial dan kebangsaan.

“Memahami profil santri berarti memahami kekuatan sosial yang selama ini bekerja dalam diam. Mereka adalah agen perubahan yang lahir dari akar budaya dan spiritualitas bangsa,” ujar Gus Mustafied.

Ketua Umum PC PMII Metro, Bayu Kurniawan,
menyebut kegiatan ini penting dalam memperkuat kesadaran kader PMII terhadap nilai-nilai keislaman dan kebangsaan yang diusung oleh kalangan santri. Ia berharap, kader PMII mampu menjadi motor penggerak perubahan di tengah masyarakat.

“Kami ingin kader-kader PMII tidak hanya aktif secara organisasi, tetapi juga punya pemahaman mendalam tentang realitas sosial di masyarakat. Buku ini menjadi pintu masuk penting,” kata Bayu.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh dan unsur pemerintah daerah, antara lain Ketua IKA PMII Metro Mudai Yunus, Asisten I Wali Kota Metro, perwakilan Kementerian Agama Kota Metro, Dinas Perpustakaan Daerah, serta perwakilan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Metro.

Munif Jazuli, Ketua Kaderisasi PKC PMII Lampung, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bekal penting bagi kader dalam menjawab tantangan zaman. “Dengan pemahaman yang utuh tentang peran santri, kader PMII diharapkan mampu menjalankan peran strategis dalam pemberdayaan masyarakat,” ujarnya.

Adapun tujuan utama dari kegiatan ini adalah meningkatkan pemahaman kader terhadap karakter dan kontribusi santri Indonesia, menumbuhkan kesadaran sebagai agen perubahan, serta memperkuat kapasitas kader dalam kerja-kerja sosial dan pemberdayaan masyarakat. (Amri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *