Bupati Lampung Selatan Akan Tinjau Langsung Krisis Air Bersih di Permata Asri

Lampung Selatan, MERATA.ID — Persoalan krisis air bersih yang sudah bertahun-tahun melanda warga Perumahan Permata Asri, Karang Anyar, Lampung Selatan, akhirnya mendapat tanggapan serius dari Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama.

Dalam pernyataan resminya, Bupati menegaskan bahwa ia akan mengkaji persoalan tersebut dan mengupayakan peninjauan langsung ke lokasi untuk melihat kondisi di lapangan.

“Akan dikaji dan akan diusahakan,” ujar Bupati Radityo kepada Merata.id saat mendampingi kunjungan kerja Kapolri, Jenderal Pol Drs.Listyo Sigit Prabowo di Mapolda Lampung, Senin (28/07/25).

Pernyataan ini menjadi harapan baru bagi lebih dari 2.500 kepala keluarga yang tinggal di Permata Asri, yang hingga kini masih menghadapi keterbatasan akses terhadap air bersih.

Sebagian warga hanya mendapat aliran air dua hari sekali, bahkan ada yang tidak mengalir sama sekali. Sementara itu, tagihan tetap berjalan dan tidak sebanding dengan layanan yang diterima.

Untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari, banyak warga terpaksa membeli air dari mobil tangki dengan harga mencapai Rp60.000 per tangki, yang hanya cukup untuk dua hari konsumsi satu keluarga. Situasi ini telah berlangsung lama dan dinilai sangat membebani ekonomi rumah tangga.

Sebelumnya, dua kepala dusun di wilayah Permata Asri, Ganda Sufajar (Dusun Permata Asri) dan Isdi Mulia Julkarmen (Dusun Karangmas) bersama Kepala Desa Karang Anyar, telah mengajukan surat resmi kepada pemerintah daerah dengan nomor: 015/002/2024/DPA-DKM/SK-P, perihal Permohonan Bantuan Pengadaan Sarana Air Bersih PDAM.

Surat tersebut juga mendapat dukungan dari anggota DPRD Lampung Selatan, Ibu Rosdiana, dan ditembuskan ke PDAM Tirta Jasa serta PDAM Way Rilau.

Pihak PDAM Way Rilau menyatakan siap menyalurkan air ke Permata Asri karena memiliki surplus debit air. Namun, penyaluran teknis dari titik distribusi di Fajar Baru sejauh 7 kilometer yang memerlukan izin dan intervensi dari Pemerintah Daerah Lampung Selatan sebagai pemilik wilayah.

Kini, komitmen Bupati Radityo untuk meninjau langsung lokasi dan mengkaji solusi menjadi titik terang yang sangat dinantikan warga.

“Kami tidak menuntut yang muluk-muluk. Kami hanya ingin mendapatkan air bersih yang layak untuk hidup sehari-hari. Pernyataan Bupati menjadi harapan baru, dan kami berharap segera ada tindak lanjut konkret di lapangan,” kata Indra salah satu warga Permata Asri.

Warga menyatakan kesediaannya untuk membayar sesuai tarif resmi PDAM asalkan distribusi air berjalan lancar, layak, dan adil. Mereka menegaskan bahwa air adalah kebutuhan mendasar, bukan komoditas yang bisa ditawar-tawar.

Dengan respons terbuka dari Bupati Lampung Selatan, masyarakat berharap momentum ini menjadi langkah awal untuk mengakhiri krisis air bersih yang telah mereka hadapi selama bertahun-tahun. (MRA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *