Musim Tuhuk Tiba, Ikan Blue Marlin Jadi Primadona di Pesisir Barat Lampung

LAMPUNG, MERATA.ID – Musim tangkap ikan Blue Marlin—yang dikenal warga lokal sebagai ikan tuhuk—tengah mencapai puncaknya di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung. Dikenal sebagai salah satu predator tercepat dan paling tangguh di lautan lepas, ikan ini menjadi incaran utama para nelayan dan sajian favorit masyarakat setempat.

Ikan tuhuk termasuk dalam keluarga Istiophoridae. Ciri khasnya adalah moncong panjang menyerupai tombak, sirip punggung yang mirip layar, serta ukuran tubuh yang bisa mencapai berat hingga 150 kilogram per ekor. Di wilayah Dermaga Kuala Stabas, Krui, ikan ini muncul dalam jumlah banyak setiap tahun antara bulan Maret hingga Juni.

“Biasanya kami berangkat siang hari, butuh waktu dua jam dari dermaga ke tengah laut. Kalau musimnya bagus, bisa dapat tiga sampai empat ekor dalam sekali melaut,” ujar Zahlo (57), nelayan yang sudah puluhan tahun menggantungkan hidupnya dari hasil tangkapan laut Krui.

Namun, ikan tuhuk bukan sekadar hasil tangkapan bernilai ekonomi. Bagi masyarakat Pesisir Barat, dagingnya yang lembut dan rasa gurih alaminya menjadikan ikan ini bahan masakan unggulan. Mulai dari pempek ikan, sate laut, pindang, hingga gulai taboh—semua bisa diolah dari ikan tuhuk.

“Kalau ada hajatan seperti resepsi pernikahan, kami lebih suka masak gulai taboh pakai ikan tuhuk daripada daging rendang. Rasanya lebih pas di lidah,” tambah Zahlo sambil memperlihatkan hasil tangkapannya di tepi dermaga.

Harga ikan tuhuk di pasar tradisional sekitar Krui berkisar antara Rp45 ribu hingga Rp80 ribu per kilogram. Banyak wisatawan yang datang ke Pesisir Barat tertarik membeli langsung dari nelayan atau mencicipinya di warung makan lokal yang menyajikan berbagai olahan laut khas daerah.

“Ikan ini cepat habis. Banyak tamu datang cari menu tuhuk, apalagi sekarang musim ombak besar. Ada kejuaraan selancar juga, jadi makin ramai,” jelas Zahlo.

Memasuki Juni 2025, Kabupaten Pesisir Barat bersiap menjadi tuan rumah kejuaraan selancar internasional yang akan diikuti oleh 302 peserta dari 17 negara. Perhelatan ini diperkirakan akan memberi dampak positif bagi nelayan dan pelaku UMKM kuliner lokal.

“Kami senang kalau ada acara seperti ini. Warung ramai, ikan kami banyak dicari. Harapannya, event seperti ini terus diadakan setiap tahun,” ujar Zahlo penuh harap.

Jika Anda berkunjung ke Pesisir Barat, sempatkanlah menikmati sajian khas ikan tuhuk di warung-warung sekitar Krui. Sensasi rasa laut dalam yang segar, berpadu dengan bumbu khas Lampung, dijamin akan memanjakan lidah Anda. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *