Bandarlampung, MERATA.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandar Lampung mencatat capaian membanggakan dalam upaya pengendalian rabies di wilayahnya. Sepanjang tahun 2025, tidak ditemukan satu pun kasus penularan rabies kepada manusia, meskipun tercatat 546 insiden gigitan Hewan Penular Rabies (HPR).
Kondisi ini menjadi bukti nyata efektivitas penanganan cepat dan kesiapsiagaan fasilitas kesehatan kota dalam merespons setiap kasus gigitan.
Kepala Dinkes Kota Bandar Lampung, Muhtadi Arsyad Tumenggung, mengungkapkan bahwa angka gigitan tersebut memang tergolong tinggi dan menjadi perhatian serius. Namun, ia memastikan bahwa seluruh kasus sudah ditangani dengan standar medis yang ketat untuk mencegah infeksi virus rabies.
“Hingga kini tidak ada manusia yang terpapar rabies di Kota Bandar Lampung,” ujarnya, Kamis (09/10/2025).
Kucing Dominasi Kasus Gigitan Tahun Ini
Dari total 546 kasus gigitan yang dilaporkan, hewan peliharaan jenis kucing menjadi penyumbang terbanyak dengan 404 kasus. Disusul oleh anjing sebanyak 114 kasus, serta kera (monyet) sebanyak 28 kasus. Meski angka tersebut menunjukkan tingginya interaksi negatif antara manusia dan hewan, Dinkes memastikan seluruh korban gigitan telah mendapatkan penanganan medis darurat, termasuk vaksinasi anti-rabies sesuai prosedur.
“Semua kasus gigitan HPR sudah ditangani dengan benar dan cepat. Petugas kami selalu memastikan korban menerima vaksinasi pasca-gigitan,” kata Muhtadi. Ia menambahkan, koordinasi lintas sektor juga terus diperkuat, termasuk dengan Dinas Pertanian dan instansi kelurahan dalam pengawasan populasi hewan liar.
Kesadaran Masyarakat Jadi Kunci Pencegahan
Keberhasilan mempertahankan status nol kasus rabies pada manusia dianggap sebagai hasil sinergi antara kesiapan tenaga medis dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya tindakan cepat pasca-gigitan. Edukasi publik, kampanye vaksinasi hewan, serta respons tanggap darurat menjadi pilar utama dalam mencegah transmisi virus berbahaya ini.
Muhtadi menegaskan, masyarakat diimbau untuk segera melapor ke puskesmas atau rumah sakit terdekat jika mengalami gigitan hewan, tanpa menunggu gejala muncul. “Semakin cepat ditangani, semakin besar peluang untuk mencegah infeksi rabies. Ini bukan hanya soal kesehatan individu, tapi juga keselamatan lingkungan,” tandasnya.
Langkah Antisipatif Berkelanjutan
Dinkes Bandar Lampung juga berkomitmen untuk memperkuat sistem deteksi dini rabies di seluruh wilayah kota. Program vaksinasi massal bagi hewan peliharaan, terutama kucing dan anjing, akan terus dilanjutkan sebagai upaya preventif. Selain itu, pemerintah kota menyiapkan jalur cepat pelaporan insiden gigitan agar respons medis dapat dilakukan dalam hitungan jam.
Dengan capaian ini, Bandar Lampung menegaskan posisinya sebagai salah satu kota yang berhasil menekan risiko rabies tanpa mengabaikan fakta bahwa ancaman tetap ada. Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat menjadi faktor penentu dalam menjaga agar virus rabies tetap nihil di tengah mobilitas dan populasi hewan yang tinggi.